Teluk Bintuni, Indikatornews.co.id – Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHBUN) Papua Barat, Agustinus Warbal, mengungkapkan sejumlah kendala dalam peningkatan program pertanian di wilayah tersebut. Salah satu masalah utama adalah kurangnya sinkronisasi dan koordinasi antara Dinas TPHBUN dan Dinas PUPR, khususnya dalam pembangunan fasilitas irigasi.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para petani di Teluk Bintuni, khususnya di Waraitama, yang hari ini telah berhasil melakukan panen,” ucapnya saat diwawancarai awak media di lahan persawahan Kampung Waraitama, Distrik Manimeri, Sabtu (5/4/2025).
Menurut Warbal, banyak keluhan dari lapangan terkait irigasi. Ia menjelaskan bahwa tanggung jawab pembangunan irigasi besar berada di bawah Dinas PUPR, yang seharusnya dilakukan terlebih dahulu sebelum masuk ke areal persawahan. Setelah itu, pembangunan irigasi tersier menjadi tanggung jawab pemerintah kabupaten melalui dinas pertanian.
“Hingga saat ini, koordinasi masih sangat sulit, padahal kantor kami bersebelahan,” tegasnya.
Ia juga menyoroti kondisi saat panen yang berlangsung di tengah genangan air akibat hujan deras. “Kita lihat sekarang, lahan persawahan tergenang air. Saat panen, seharusnya lahan dalam kondisi kering. Ini terjadi karena sistem irigasi yang belum maksimal,” ungkapnya.
Warbal menambahkan bahwa beberapa daerah seperti Kabupaten Fakfak telah memiliki bendungan, namun dinas pertanian di tingkat kabupaten belum melanjutkan tanggung jawabnya secara optimal.
Selain masalah irigasi, ia juga menyoroti kendala dalam hal pemasaran hasil panen. “Seharusnya kepala daerah, baik bupati maupun wakil bupati, sudah bisa mengambil langkah untuk membeli hasil panen petani dan menjadikannya sebagai jatah beras untuk para pegawai. Itu solusi pertama,” jelas Warbal.
“Solusi kedua, hasil panen seperti padi dan jagung bisa ditampung oleh BULOG. Sesuai arahan Pak Menteri, BULOG harus mampu menampung hasil panen petani,” tegasnya. (Wn/Tim).