Teluk Bintuni, Indikatornews.co.id — Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Satgas Wilayah Papua Barat dan Papua Barat Daya menggelar kegiatan sosialisasi pencegahan intoleransi, radikalisme, dan terorisme di dua sekolah menengah atas di Kabupaten Teluk Bintuni.
Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, dimulai pada Jumat (16/5/2025) di SMA Negeri 1 Bintuni, Distrik Bintuni, dan dilanjutkan pada Sabtu (17/5/2025) di SMA Muhammadiyah Bintuni.
Sosialisasi dipimpin oleh Ipda Muhammad Arfan Jaya, S.H., didampingi dua personel, Briptu Syamsul dan Briptu Iqro, serta didukung oleh Bhabinkamtibmas setempat.
Edukasi Radikalisme di SMA Negeri 1 Bintuni.Sebanyak 54 pelajar mengikuti kegiatan di SMA Negeri 1 Bintuni. Hadir pula Wakil Kepala Sekolah Diana Matulessy dan Bhabinkamtibmas Briptu Mesak.
Dalam sambutannya, Ipda Arfan menekankan pentingnya membangun kesadaran dini di kalangan pelajar agar tidak mudah terpengaruh oleh paham kekerasan yang dapat memecah persatuan bangsa.
“Ini adalah sosialisasi perdana kami di tingkat SMA. Kami berharap adik-adik pelajar bisa menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” ujarnya.
Materi yang disampaikan mencakup definisi radikalisme dan terorisme, proses terjadinya aksi teror, dampak sosial yang ditimbulkan, serta upaya pencegahannya. Ia juga menegaskan bahwa terorisme tidak berkaitan dengan agama, melainkan ideologi menyimpang yang menghalalkan kekerasan.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab, penyerahan plakat, dan deklarasi dukungan dari pelajar terhadap upaya pencegahan paham intoleran dan radikal di Papua.
Kegiatan serupa dilaksanakan di SMA Muhammadiyah Bintuni, diikuti oleh 80 pelajar, Pj Kepala Sekolah Eni Kusmardiani, S.Pd., dan Bhabinkamtibmas Bripka Anwar Sanusi.
Eni menyampaikan apresiasinya atas inisiatif edukatif dari Densus 88 AT. Ia berharap siswa dapat menjadi pelopor dalam menyebarkan pemahaman yang benar mengenai bahaya radikalisme.
Sementara itu, Ipda Arfan menegaskan bahwa generasi muda perlu dibekali pemahaman kebangsaan dan kesadaran akan ancaman ideologi kekerasan. “Tingkat toleransi masyarakat Papua Barat sangat tinggi. Jangan sampai dirusak oleh kelompok tidak bertanggung jawab,” ucapnya.
Dalam pemaparannya, Tim Densus 88 AT menjelaskan berbagai strategi pencegahan serta modus penyebaran paham radikal yang kerap menyasar kaum muda. Ia juga mengajak seluruh elemen sekolah menjaga kerukunan di lingkungan sekitar.
Kegiatan ditutup dengan diskusi interaktif, penyerahan cendera mata, serta pembacaan deklarasi pelajar yang berbunyi:
“Kami siswa-siswi SMA Muhammadiyah Bintuni mendukung Tim Densus 88 AT Satgaswil Papua Barat dalam mencegah paham intoleransi, radikalisme, dan terorisme di Tanah Papua. NKRI Harga Mati.”
Komitmen bangun kesadaran sejak dini
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya Densus 88 AT dalam membangun kesadaran sejak dini di kalangan generasi muda akan bahaya intoleransi dan radikalisme. Sinergi antara aparat keamanan, pihak sekolah, dan masyarakat dinilai penting untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari berbagai ancaman ideologi kekerasan. (Wn).