Teluk Bintuni, IndikatorNews.co.id – Wakil Bupati Teluk Bintuni, Joko Lingara, mencanangkan program penanaman padi sawah seluas 100 hektare di Kampung Waraitama SP1, Distrik Manimeri, Selasa (3/7/2025). Program ini diinisiasi oleh Dinas Pertanian Kabupaten Teluk Bintuni sebagai bagian dari 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati dalam memperkuat ketahanan pangan dan gizi.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Teluk Bintuni, Abraham A. Inanosa, melaporkan bahwa pengembangan lahan padi sawah tersebut tersebar di empat distrik, yakni Distrik Manimeri (67 hektare), Distrik Tuhiba (18 hektare), Distrik Tembuni (10 hektare), dan Distrik Meyado (5 hektare).
“Salah satu kendala utama dalam peningkatan produksi padi sawah adalah keterbatasan jaringan irigasi teknis. Saat ini, irigasi hanya bersumber dari Bendungan Tuarai yang mengairi sekitar 123 hektare sawah di Kampung Waraitama SP1 dan Banjar Ausoy SP4,” ungkap Abraham.
Ia menambahkan, kondisi jaringan irigasi yang sering rusak menghambat aktivitas pertanian masyarakat. “Akibatnya, banyak lahan tidak lagi difungsikan untuk menanam padi,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Joko Lingara menyampaikan keinginannya untuk membangun sektor pertanian secara menyeluruh dan terencana.
“Saya punya mimpi besar untuk pertanian di Teluk Bintuni. Kita perlu menyusun masterplan dan melaporkan kendala yang dihadapi ke tingkat provinsi hingga kementerian. Kita tidak boleh takut untuk berubah,” tegasnya.
Joko juga menekankan pentingnya pembinaan generasi muda dalam bidang pertanian. “Anak-anak muda harus diberi pendidikan yang baik dan diarahkan agar lebih hebat dari kita. Jangan biarkan mereka hanya andalkan proposal,” tuturnya.
Ia berharap program ini bisa dikembangkan hingga mencapai 500 hektare pada tahun 2026. “Kami juga akan membentuk koperasi agar hasil panen para petani dapat diserap langsung oleh dinas-dinas di lingkungan pemerintah daerah. Inilah bentuk nyata peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tandas Joko.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Papua Barat, Jacob Fonataba, mengapresiasi program ketahanan pangan yang dicanangkan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni.
“Data kami menunjukkan bahwa luas lahan padi sawah di Bintuni sebelumnya mencapai lebih dari 600 hektare, namun banyak yang tidak aktif akibat kendala pengairan. Ini akan kami tindak lanjuti,” kata Jacob.
Sementara itu, perwakilan dari Kementerian Pertanian, Dr. Yong Farmanta dari Badan Standardisasi Instrumen Pertanian, menegaskan pentingnya mempercepat realisasi program 100 hektare berikutnya demi mendukung ketahanan pangan di Papua Barat.
“Kami akan berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Papua Barat untuk meninjau dan memperbaiki jaringan irigasi yang rusak. Hasil kegiatan ini juga akan kami laporkan ke Menteri Pertanian,” ujar Yong.
Dengan adanya dukungan dari pemerintah pusat dan provinsi, Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni optimis mampu membangkitkan kembali sektor pertanian sebagai penopang utama ketahanan pangan daerah. (Wn).