Teluk Bintuni,
Hal ini terungkap dalam wawancara IndikatorNews bersama Kepala Kampung Waraitama, Jhon Tandi Tolambu, serta seorang petani senior, Suardi (57), pada Jumat (20/06/2025). Keduanya menyoroti kurangnya ketersediaan alat pemotong padi dan pupuk, serta ketiadaan dukungan konkret dalam pemasaran hasil panen.
“Kami memang menerima bantuan dana per hektare, tapi petani masih kesulitan karena alat panen dan pupuk sangat terbatas. Belum lagi bingung menjual hasil panen ke mana,” ujar Suardi.
Kepala Kampung Waraitama menambahkan, permasalahan pengairan juga menjadi faktor penghambat produktivitas. Ia berharap kewenangan pengelolaan irigasi bisa diserahkan ke Pemerintah Daerah Teluk Bintuni, agar lebih responsif terhadap kebutuhan lokal.
“Kami berharap Pemerintah Provinsi bisa mempertimbangkan untuk menyerahkan pengelolaan pengairan ke dinas pertanian di daerah, supaya lebih tepat sasaran,” kata Jhon.
Keluhan ini menjadi catatan penting bagi pemangku kebijakan, bahwa bantuan finansial semata belum cukup jika tidak dibarengi dengan dukungan sarana, prasarana, dan akses pasar yang memadai. (Wn).