Teluk Bintuni, IndikatorNews.co.id — Kerusakan parah yang terjadi di ruas jalan wilayah Batu Papan, Distrik Merdey, Kabupaten Teluk Bintuni, terus dikeluhkan para sopir kendaraan angkutan, khususnya jenis Hilux. Jalan berlumpur dan sulit dilalui itu tidak hanya menghambat aktivitas transportasi, namun juga menyebabkan kerugian finansial bagi para sopir.
Salah satu sopir Hilux, Wawan, mengungkapkan bahwa kerusakan jalan telah terjadi sejak tahun 2024 dan hingga kini belum ada tanda-tanda perbaikan. Kondisi tersebut membuat kendaraan kerap terjebak di dalam lumpur dan sulit melintas tanpa bantuan kendaraan lain.
“Kalau sudah masuk musim hujan, jalan makin parah. Kadang kami harus saling bantu tarik kendaraan. Di dua titik yang rusak, masing-masing sekitar 150 meter, kendaraan bisa tertanam sampai setengah bodi,” ujar Wawan saat ditemui wartawan pada Jumat (11/7/2025).
Menurutnya, kerusakan jalan berdampak langsung terhadap biaya operasional. Tarif angkut dari Bintuni ke Merdey yang berkisar Rp2,5 juta per rit, dianggap tidak sebanding dengan risiko kerusakan kendaraan.
“Saya sendiri sudah alami kerugian besar. Mobil saya turun mesin karena sering terpaksa menerobos jalan berlumpur. Biaya perbaikannya bisa sampai Rp20 juta,” tambahnya.
Dua unit kendaraan Hilux milik sopir saat ini sedang dalam perbaikan di Bengkel Mas Aldi, kawasan Nusantara, Bintuni. Para sopir berharap pemerintah daerah segera melakukan perbaikan jalan agar distribusi logistik dan mobilitas warga tidak terus terganggu.
Warga juga mengkhawatirkan dampak jangka panjang apabila kerusakan ini terus dibiarkan. Selain mengancam akses ekonomi, jalan rusak juga dapat menurunkan keselamatan pengendara yang melintas setiap hari.
Hingga berita ini diterbitkan, wartawan masih berupaya mengkonfirmasi ke pihak Dinas Pekerjaan Umum serta Pemerintah Distrik Merdey untuk mendapatkan konfirmasi terkait rencana penanganan dan perbaikan infrastruktur jalan di wilayah tersebut. (Tim/wn).