Teluk Bintuni, IndikatorNews.co.id – Universitas Muhammadiyah Teluk Bintuni (Unimutu) mencatat lonjakan jumlah pendaftar calon mahasiswa baru dalam sepekan terakhir. Berdasarkan data kampus, sebanyak 76 orang telah mendaftar melalui jalur online dan offline, dengan mayoritas berasal dari kalangan Orang Asli Papua (OAP).
Bendahara Penerimaan Mahasiswa Baru Unimutu, Siti Rofikoh, mengatakan tren peningkatan minat ini menunjukkan tingginya animo masyarakat terhadap pendidikan tinggi yang tersedia di daerah.
“Dari jumlah itu, 10 orang mendaftar secara online dan 66 lainnya datang langsung ke kampus. Program Studi Manajemen dan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) menjadi yang paling diminati,” kata Siti saat ditemui di ruang Rektorat, Kamis, 5 Juni 2025.
Lima Program Studi Unggulan
Unimutu saat ini membuka lima program studi, masing-masing:
Manajemen
Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Teknik Industri
Sistem Informasi
Agribisnis
Proses pendaftaran masih berlangsung dan menurut pihak kampus, tidak ada kendala berarti sejauh ini. “Kami terus membuka ruang konsultasi bagi calon mahasiswa. Banyak dari mereka datang dari pelosok, baik dari daerah pesisir maupun pegunungan seperti Moskona,” ujar Siti.
Kampus Dekat Masyarakat
Keberadaan Unimutu di wilayah barat Papua ini dinilai sebagai alternatif strategis bagi lulusan SMA/SMK dan pekerja muda yang ingin melanjutkan pendidikan tanpa harus meninggalkan kampung halaman.
“Ini kesempatan langka. Banyak anak muda yang semula tidak berniat kuliah karena faktor biaya dan jarak, kini mulai melirik kampus ini karena aksesnya mudah,” kata Siti.
Biaya Terjangkau
Untuk mendaftar, calon mahasiswa dikenakan biaya sebesar Rp300.000. Biaya ini mencakup formulir dan proses tes seleksi. Setelah berkas dinyatakan lengkap, peserta akan masuk ke tahapan seleksi berikutnya.
Dukungan Pemerintah Daerah
Kehadiran Unimutu juga mendapat sambutan positif dari pemerintah daerah. Kampus ini dinilai mampu memperluas akses pendidikan tinggi di Teluk Bintuni.
“Langkah Unimutu membuka layanan pendidikan di sini patut diapresiasi. Ini jawaban atas kebutuhan pendidikan lokal, sekaligus langkah nyata dalam pembangunan sumber daya manusia Papua Barat,” kata Siti menutup pernyataannya. (Wn).